Perdagangan Internasional
Untuk memenuhi kebutuhan
manusia, pedagang mempunyai peranan yang sangat penting. Barang hasil produksi
dapat tersalurkan ke konsumen melalui para pedagang tersebut. Mereka membeli
barang untuk dijual kembali tanpa mengubah jenis/bentuknya dengan tujuan memperoleh
laba disebut perdagangan. Sekarang, kegiatan perdagangan sangat luas.
Perdagangan sudah merambah wilayah antarnegara (internasional). Proses
tukar-menukar barang atau jasa yang terjadi antara satu negara dengan negara
yang lain inilah yang disebut perdagangan internasional. Dalam perdagangan
antarnegara tersebut melibatkan eksportir dan importir.
Faktor
Pendukung perdagangan internasional
Banyak
faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di
antaranya sebagai berikut :
- Untuk memenuhi
kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
- Keinginan
memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
- Adanya
perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
mengolah sumber daya ekonomi
- Adanya
kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual
produk tersebut.
- Adanya
perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya,
dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan
adanya keterbatasan produksi.
- Adanya
kesamaan selera terhadap suatu barang.
- Keinginan
membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
- Terjadinya era
globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
Faktor
Penghambat perdagangan Internasional
a. Tidak Amannya Suatu Negara
Jika suatu
negara tidak aman, para pedagangnya beralih ke negara lain yang lebih aman.
Semakin aman keadaan, semakin mendorong para pedagang untuk melakukan
perdagangan internasional.
b. Kebijakan Ekonomi Internasional yang Dilakukan oleh
Pemerintah
Ada
kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh suatu negara yang merupakan hambatan
bagi kelancaran perdagangan internasional. Misalnya, pembatasan jumlah impor,
pungutan biaya impor/ekspor yang tinggi, perijinan yang berbelit-belit.
c. Tidak Stabilnya Kurs Mata Uang Asing
Kurs mata
uang asing yang tidak stabil membuat para eksportir maupun importir mengalami
kesulitan dalam menentukan harga valuta asing. Kesulitan tersebut berdampak
pula terhadap harga penawaran maupun permintaan dalam perdagangan. Hal ini
membuat para pedagang internasional enggan melakukan kegiatan ekspor dan impor.
Manfaat perdagangan
internasional
- Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri
sendiri
Banyak
faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara.
Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain.
Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan
yang tidak diproduksi sendiri.
- Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab
utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang
diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat
memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara
lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang
tersebut dari luar negeri.
- Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang,
para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat
produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi,
yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya
perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara
maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
- Transfer teknologi modern
Perdagangan
luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang
lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
Kerugian
perdagangan internasional
1) Adanya ketergantungan suatu negara terhadap negara lain.
2) Adanya persaingan yang tidak sehat dalam perdagangan
internasional.
3) Banyak industri kecil yang kurang mampu bersaing menjadi
gulung tikar.
4) Adanya pola konsumsi masyarakat yang meniru konsumsi
negara yang lebih maju.
5) Terjadinya kekurangan tabungan masyarakat untuk investasi.
Ini terjadi karena masyarakat menjadi konsumtif.
6)
Timbulnya penjajahan ekonomi oleh negara yang lebih maju.
Posisi
perdagangan internasional indonesia
Indonesia
sendiri dengan penduduk yang berjumlah 240 juta orang telah dikenal sebagai
Negara yang mempunyai potensi market sangat luas yang menduduki 10 besar dunia,
setelah Amerika Serikat, China, India dan sebagainya.Pasar
Indonesia tersebut akan banyak diincar oleh Negara lain dengan cara memasukkan
produk dan jasanya ke pasar Indonesia. Disamping itu, terdapat pihak-pihak yang
tidak "sabar" dan mengambil jalan pintas dengan cara melakukan
penyelundupan baik secara terorganisir maupun tidak terorganisir.Menurut
sumber data WTO pada tahun 2001, total World Eksport termasuk jasa adalah 7684
Billion US Dollar. Eksport Indonesia termasuk jasa sebesar 66.9 Billion US
Dollar atau sebesar 0,87% dari World Eksport. Total World import termasuk jasa
sebesar 7493 Billion US Dollar, sedangkan import Indonesia termasuk jasa adalah
47,8 Billion US Dollar.
Didalam
menghadapi pola-pola perdagangan tsb ,Negara Indonesia nampaknya masih belum
memahami permasalahan yang ada, dan masih mempersoalkan hal-hal bersifat
sektoral, eksklusif untuk kepentingannya sendiri-sendiri; sebab masih banyak
kebijakan yang belum ditetapkan, dimana masing-masing pihak merasa mempunyai
kewenangan untuk menentukan kebijaksanaannya. Hal ini tercermin dengan sering
berganti-gantinya kebijaksanaan yang ditetapkan bilamana terjadi pergantian
kepemimpinan di pemerintahan bahkan di dalam posisi kepemimpinan yang sama.Seringkali
juga terjadi yang disebabkan sangat rumit dan kompleknya permasalahan tsb,
cenderung untuk tidak ditangani (dibiarkan menjadi polemik).
Di bawah
ini adalah contoh-contoh yang perlu segera ditangani:
- ekonomi dan
moneter;
- perbankan;
- penyelundupan;
- ketenagakerjaan;
- perpajakan
Kepabeanan;
- hukum dan
keamanan;
- Birokrasi dan
pungutan liar;
- Peningkatan
kualitas sarana dan prasarana;
- Otonomi
Daerah;
- Pertanian,
pangan, kelautan, dan perikanan.
Di Jepang,
Amerika Serikat, negara-negara Eropa, Thailand, bahkan sekarang ini China;
walapun terjadi pergantian kepemimpinan di pemerintahan dan atau partai,
kebijaksanaan tersebut tetap konsisten dan tidak berubah, karena kebijaksanaan
tersebut adalah yang terbaik untuk negaranya.
Jadi,
berhasil tidaknya bergantung pada pelaksanaannya, bukan dengan merubah kebijakan
yang ada.
Permasalahan
sebagaimana dinyatakan di atas sekarang ini, sangatlah serius, dan sangat
mencemaskan (sudah merupakan "lampu merah"), sedangkan apabila kita
masih "bergelut" dengan permasalahan tsb diatas, maka kita akan jauh
tertinggal dengan Negara lain yang telah mempersiapkan kebijaksanaan secara mantap,
terarah dan konsisten.
0 komentar:
Posting Komentar